Tragedi menyedihkan
dari tsunami telah
berlalu dan meninggalkan berbagai
cerita, kenangan dan
relik. Sekarang adalah saatnya untuk bangkit dan mengubah situasi dari tragedi menjadi peluang bagi rakyat
Aceh untuk hidup lebih baik, sejahtera,
damai dan bermartabat. Oleh karena itu, sekarang saatnya kita untuk menjaga dan
mempromosikan daerah tsunami
sebagai "Kawasan
Wisata". Dengan demikian, itu
menjadi sebagai daya tarik utama
wisatawan untuk datang ke Aceh. Selain itu juga bisa menjadi
pengingat bagi generasi berikutnya
dari dampak yang ditimbulkan oleh bencana, serta
membangun kesadaran masyarakat tentang
pengurangan risiko bencana di masa depan. Beberapa percaya bahwa bencana Tsunami Aceh seperti "berkah
tersembunyi". Selama perang sipil
penduduk setempat bahkan tidak bisa
berdoa setelah 6 pm
atau mereka mungkin terjebak
dalam situasi unpleaseant, saat kembali ke rumah mereka
perjalanan. Ironicallly Tsunami Aceh memberi
kebebasan baru dan itulah mengapa
Aceh begitu istimewa. Masyarakat Aceh setelah beberapa kesulitan sekarang harus memiliki
kekuatan batin.
Museum Tsunami
Sebuah museum untuk mengenang tsunami yang melanda Aceh
Pada 26 Desember 2004 yang menewaskan sekitar 240.000 orang.
Museum ini dibangun dengan konsep panggung-rumah
sebagai khas Rumoh
Aceh (Aceh rumah
adat) yang dapat digunakan sebagai
bangunan melarikan diri selama banjir atau tsunami.
Di dalamnya Anda dapat
menemukan berbagai diorama tsunami, beberapa foto tentang
tsunami ketika itu terjadi dan setelah tsunami, ruang
simulasi gempa, 4
dimensi peralatan audio visual. Semuanya membawa kita rasa
saat-saat nyata gempa.
Selain itu Anda bisa menikmati tempat yang nyaman dan menyenangkan.
PLTD Apung (Electrical Generator Ship)
Sebelum Apung PLTD terletak di posisi saat ini, itu tertambat di pelabuhan Ulee Lheue. Kapal itu didorong ke tanah sejauh 2,5 km dari pantai Ulee Lheue oleh Tsunami dan meletakkan di tengah-tengah Desa Punge Blang Cut. Menurut cerita mulut ke mulut, banyak orang selamat dari gelombang dengan naik perahu ini. Hari ini diesel listrik tidak lagi bekerja untuk memasok krisis listrik. Sekarang berubah menjadi situs sejarah Tsunami.
Fishing Boat on the Roof
Sebuah perahu nelayan yang diselenggarakan pada sebuah rumah penduduk dan berhasil menyelamatkan 59 jiwa dengan naik di atasnya, saat gelombang Tsunami itu menghantam desa Lampulo. Karena memiliki nilai-nilai sejarah, sekarang perahu yang digunakan sebagai monumen penting untuk memperingati dahsyatnya tsunami.
Mass Grave of Ulee Lheue
Ini Grave Misa terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, lebih dari 14,264 orang yang dimakamkan di sini. Orang-orang ini adalah korban Gempa Bumi dan Tsunami di 26 Desember 2004.
Thanks to The World Monument
Monumen yang terletak di Blang Padang adalah simbol dari rasa syukur Aceh kepada relawan, LSM, lembaga-lembaga negara yang lebih tinggi, perusahaan, sipil, dan militer baik nasional maupun internasional yang telah berpartisipasi dalam pembangunan Aceh setelah bencana Tsunami. Selain monumen, rakyat Aceh mengucapkan terima kasih mereka ke negara tersebut memberikan kontribusi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh melalui prasasti persahabatan. Pada prasasti tersebut tertulis nama negara, bendera negara, dan rasa syukur ekspresi 'Thank You dan Perdamaian' dalam bahasa masing-masing negara. Ada 53 prasasti di Blang Padang lapangan. Blang Padang sekarang hari adalah tempat umum yang terbuka untuk melakukan excercise dan relaksasi. Ada jogging track, lapangan sepak bola, basket, dan pilar untuk melakukan fitness ringan. Setiap akhir pekan, bidang ini menjadi tempat favorit keluarga. Di daerah ini juga tersedia berbagai kuliner / makanan ringan.
Selain Monumen, rakyat Aceh mengucapkan
terima kasih mereka ke negara yang
melalui prasasti persahabatan.
Saleum Rakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar