BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di
dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum,
metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik. Sedangkan untuk
katabolisme itu sendiri yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik
untuk mendapatkan energi. Dan anabolisme merupakan reaksi yang merangkai
senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Eksperimen terkontrol atas metabolisme manusia pertama kali
diterbitkan oleh Santorio pada tahun 1614 di dalam bukunya, “Ars de statica medecina” yang
membuatnya terkenal di Eropa.
Dia mendeskripsikan rangkaian percobaan yang dilakukannya, yang melibatkan
penimbangan dirinya sendiri pada sebuah kursi yang digantung pada sebuah
timbangan besar sebelum dan sesudah makan,
tidur, bekerja, berpuasa makan atau minum, dan buang air besar. Dia
menemukan bahwa bagian terbesar makanan yang dimakannnya hilang dari tubuh
melalui “perspiratio insensibilis”
(mungkin dapat diterjemahkan sebagai keringatan yang tidak tampak). Secara
umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik yaitu:
1. Katabolisme
yaitu reaksi yang mengurai senyawa molekul organik untuk mendapatkan energy.
2. Anabolisme
yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisime sangat diperlukan oleh
setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme
ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat
(dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu mempercepatan reaksi kimia disebut katalis.
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang
peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan
informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena
tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida
mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa
nitrogen atau basa nukleotida (basa N).
Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks,
berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung
informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di
dalam inti (nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer
penyusunnya adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen,
yaitu sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula
pentosa, dan sebuah gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula
yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam
deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang
ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenin,
sitosin, dan guanin dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timin dapat
ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
DOWNLOAD LENGKAP MAKALAH
Winrar (.rar)
Adobe Reader (.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar