Senin, 24 Maret 2014

Tangisan Seorang Ibu


Tangisan seorang ibu bermula ketika dia mengetahui dirinya hamil. Tangisan bahagia sekaligus tawa sumringah berpadu menjadi satu. Ketika dia merasakan untuk pertama kalinya, ada seorang calon bayi yang tumbuh di dalam rahimnya. Dan akan merasakan serta menghirup kehidupan dunia dalam asuhannya dan naungan kasihnya. Setelah melewati bulan demi bulan kehamilan yang terkadang lancar dan mulus, tetapi tak jarang pula kehamilan itu diwarnai perjuangan untuk mempertahankan Sang Anak, membuat tangis dan tawa memenuhi hari-harinya.

Banyak kejadian ketika seorang ibu harus berjuang melawan rasa mual yang luar biasa umumnya dalam 3 bulan pertama, sampai kena maag karena terus-menerus muntah tanpa bisa diisi apa pun termasuk air putih. Belum lagi, ketika kandungan mulai membesar, tak jarang komplikasi beruntun. Mulai dari kadar gula darah yang meningkat dan mungkin membahayakan Sang Anak, kaki yang bengkak akibat kebanyakan garam dan kemungkinan menyerangnya preeklampsia serta dilanjutkan dengan eklampsia. Belum lagi ada resiko keguguran di tengah jalan akibat begitu banyak flek alias pendarahan yang terjadi selama kehamilan.Toksoplasma juga mungkin menggangu. Dan rentetan penyakit lainnya yang berpotensi menghentikan kehamilan itu seketika. Banyak kali, seorang ibu hanya menangis memikirkan kemungkinan-kemungkinan bahwa Sang Anak harus pergi dari rahimnya.

Tangisan haru seorang ibu berlanjut ketika Sang Anak lahir ke dunia dengan selamat. Disambutlah ia dengan suka cita. Saat itu berpadulah tangisan dan tawa menjadi satu. Bahagia menjadi seorang ibu, lengkaplah sudah dirinya sebagai wanita, sekaligus memiliki PR panjang untuk membesarkan anak. Bukan hanya memberikan ASI eksklusif dan menemani Sang Bayi dalam waktu-waktu panjang yang terkadang harus dilalui sendirian dalam malam-malam ‘sleepless nights’. Kurang tidur, begadang, jaga sampai pagi, bangun tengah malam, hanya untuk mengurusi Sang Anak. Sekaligus kebahagiaan tersendiri, tawa ceria kembali menghiasi ketika Sang Anak sudah mulai bisa tengkurap, merangkak, berdiri, duduk, berjalan. Ketika Sang Anak bisa mulai menggumamkan “Mama atau Papa,” selalu disambut dengan kebahagiaan luar biasa. Semua yang untuk pertama kalinya dicatat dalam buku hariannya, buku kehidupannya sebagai seorang ibu.

Ketika Si Anak mulai memasuki balita sampai mereka lebih mengerti mungkin sekitar umur 7-8 tahunan, tangisan itu terkadang hadir ketika harus mendidik dan mendisiplinkan Sang Anak. Karena lelah, karena tak sanggup menahan segala tekanan ketika mengasuh anak apalagi jika ibu ini bekerja atau ibu rumah tangga tanpa bantuan dari pembantu atau ‘baby sitter’, terkadang menjadikannya tidak sabaran. Dan ketika dia mulai marah kepada anaknya, berteriak kencang, sering kali dia kemudian menyesali apa yang dilakukan. Namun memang Si Anak terkadang juga masih belum mengerti dan melakukan apa yang dilarang. Tak jarang membahayakan Si Anak sendiri. Dalam ketakutan, dalam kekuatiran, dalam kelelahan, tak jarang Si Ibu menyimpan tangisnya sendirian. Walaupun tawa ceria juga hadir ketika Si Anak semakin pintar, semakin cerdas, semakin mampu berdoa, semakin menceriakan hari-harinya.

Tangisan juga hadir dari dulu ketika Si Anak lahir, terutama ketika dia sakit. Dengan pikiran yang umum, “ Mending Mama yang sakit daripada kamu, Nak,” begitu kata hati seorang ibu. Si Anak kecil yang belum lancar bicara, ketika sakit tak mampu bilang bagian mana yang sakit. Dia hanya menangis dan sebagai ibu pasti juga menangis sedih melihat Si Anak sakit.

Tangisan ini terkadang menjadi lebih keras, ketika Si Anak sakit keras dan mungkin sulit diobati. Pergumulan antara uang yang pas-pasan yang terkadang sampai tak cukup untuk berobat dengan keinginan untuk menyembuhkan Si Anak apa pun yang terjadi, menjadi dilema tersendiri. Namun ketika Si Anak kembali sembuh seperti sedia kala, yang ada hanya senyuman bahagia. Syukurlah, anakku sudah sembuh!

Tangisan bahagia itu hadir ketika melihat Si Anak melewati masa-masa sekolahnya. Tahun berganti tahun, TK-SD-SMP-SMU-Universitas, pelan-pelan terlewati dengan segala masalah yang mengiringinya. Kurang biaya sekolah, anak berpacaran sementara konsentrasi terhadap pelajaran menjadi buyar namun akhirnya bisa dilewati semua dengan baik. Setelah kuliah, Si Anak bekerja dan tak lama akan menikah.

Dalam pergumulan menentukan jodoh, seorang ibu juga sering menangis mendoakan anaknya yang belum juga mendapat jodoh sementara usia sudah beranjak terus. Gelisah, resah, galau, berganti ceria ketika Si Anak sudah mendapatkan jodoh yang sesuai. Tangisan itu masih mengiringi ketika Sang Cucu hadir. Tangisan haru. Tangisan bahagia. Bercampur senyum manis sumringah. Satu babakan hidup lagi sudah berlalu.

Tangisan dan senyuman itu terus dan terus berjalan. Tak henti-hentinya. Bukankah dalam setiap babak kehidupan juga adalah gabungan keduanya? Tak mungkin juga senyum terus-menerus. Atau sebaliknya, selalu menangis tak kunjung usai. Seorang ibu terus mengkhawatirkan anak-cucunya. Selalu terlibat dalam tangisan dan senyum suka cita. Selalu berdoa untuk anak-cucunya agar mereka sehat dan bahagia. Walaupun dia simpan air matanya, dia menegarkan dirinya untuk mengarungi kehidupan ini. Berdiri tegar bagi keluarganya.

Beberapa perkawinan harus hancur di tengah jalan. Karena ketidakcocokan lagi sehingga harus bercerai atau mungkin karena salah satu pasangan meninggal terlebih dahulu. Ibu mana yang bisa tak peduli dengan hal-hal semacam ini? Dia menangis bersama anaknya untuk setiap kejadian memilukan seperti ini. Dan memberikan harapan serta kekuatan, bahwa akan ada hari esok yang lebih baik. Yang harus dilakukan hanyalah tetap berharap dan tak berhenti berjalan. Tetap percaya akan keindahan kehidupan yang mungkin tersembunyi, namun selalu ada bagi mereka yang mau mencari dengan teliti dan tanpa henti.

Tangisan dan tawa mengiringi kesetiaan seorang ibu sampai akhir hayatnya. Dan bersama figur ayah yang juga setia, mereka bersama mengarungi bahtera rumah tangga sampai maut memisahkan mereka serta mempersatukan mereka kembali dengan Sang Pencipta.






Saleum Rakan

Jumat, 14 Maret 2014

Landmark Terkenal Dunia yang Ternyata Punya Kembaran


Gedung putih, Stonehenge, Mount Rushmore, London's Tower Bridge, dan Taj Mahal adalah beberapa landmark terkenal di dunia. Siapa sangka kelima landmark tersebut ternyata memiliki kembaran atau replika yang dibangun di tempat berbeda. Penasaran? Apakah kembaran mereka mirip dengan aslinya? Berikut adalah lima landmark terkenal dunia yang ternyata punya kembaran atau replika. Yuk mari kita simak bersama!

  
1. Gedung Putih


Hanya terletak beberapa mil di luar McLean, Virginia, Amerika Serikat, terdapat sebuah replika yang lebih kecil dari Gedung Putih aslinya, yang dijual pada tahun 2011. Replika rumah presiden Amerika ini dijual dengan harga USD 4,65 juta atau sekitar Rp 53 miliar. Eksterior bangunan ini bahkan memiliki tingkat kemiripan yang mencolok dengan aslinya. 


Replika ini juga mempunyai ikon Truman Balcony, ruang makan Lincoln, dan Oval Office yang dimiliki oleh Gedung Putih yang asli. Rumah itu kabarnya dibangun khusus untuk orang Selandia Baru yang meminta namanya tidak disebutkan untuk menjaga privasinya. Butuh waktu tujuh tahun untuk membuat replika Gedung Putih, dan replika tersebut dibangun oleh seorang insinyur asal Vietnam yang berimigrasi ke Amerika setelah mendapatkan gelar PhD.

  

2. Mount Rushmore National Memorial

 

Mount Rushmore National Memorial adalah sebuah landmark terkenal yang dibangun di Gunung Rushmore dekat Keystone, South Dakota, Amerika Serikat. Patung ini diukir pada tebing granit yang menampakkan empat wajah presiden terkenal Amerika. Namun rupanya, replika landmark ini juga pernah dijumpai di sebuah taman di Chongqing, China, dari tahun 1937 sampai 1945. 

Menurut situs Dale di China, pemerintah China sengaja membangun replika itu untuk menghormati orang - orang Amerika yang membantu mengalahkan Jepang. Karena selama tahun - tahun itu, China sedang berada dalam perang yang panjang dan berdarah, terutama dengan Jepang.

 


3. Stonehenge

 

Stonehenge adalah monumen prasejarah yang terletak di Wiltshire, Inggris, sekitar 2 km sebelah barat Amesbury dan 8 km sebelah utara Salisbury. Para arkeolog percaya bahwa Stonehenge dibangun pada 3000 SM sampai 2000 SM.

Replika monumen prasejarah tersebut dibangun dengan ukuran yang sama di Maryhill, Washington, Amerika Serikat. Di bangun pada awal abad 20 oleh seorang pengusaha bernama Samuel Hill, replika ini didedikasikan pada 4 Juli 1918 sebagai monumen pertama untuk menghormati mereka yang tewas dalam Perang Dunia I.

 


4. Londons Tower Bridge


Tower Bridge adalah sebuah jembatan yang menjadi salah satu landmark kota London. Jembatan ini melintasi Sungai Thames dan berada dekat dengan Tower of London. Dibangun pada 22 April 1886, jembatan ini kemudian dibuka untuk umum pada 30 Juni 1894. Horace Jones dan George D Stephenson adalah arsitek yang berperan penting dalam pembangun jembatan ini. Replika London's Tower Bridge juga dapat ditemui di Suzhou, China. Bedanya, Tower Bridge versi China tidak tidak memiliki mekanisme untuk memungkinkan kapal lewat di bawahnya.




5. Taj Mahal



Taj Mahal adalah sebuah bangunan bersejarah yang berlokasi di Agra, Uttar Pradesh, India. Ini dibangun oleh Kaisar Mughal, Shah Jahan, untuk mengenang istri ketiganya, Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga dianggap sebagai contoh terbaik dari arsitektur Mughal, yang mengombinasikan unsur-unsur arsitektur Islam, Persia, Ottoman Turki dan India.

Sementara itu, replika Taj Mahal dibangun Bangladesh, atau terletak 10 km di sebelah timur ibukota Bangladesh, Dhaka, di Sonargaon. Ahsanullah Moni, seorang pembuat film yang kaya dari Bangladesh, mengumumkan proyek pembuatan replika Taj Mahal pada Desember 2008. Proyek tersebut menelan biaya sekitar USD 56 juta atau sekitar Rp 639 miliar.

 

Inilah lima landmark terkenal dunia yang ternyata punya kembaran.







Saleum Rakan

Rabu, 12 Maret 2014

Motor Sport Mewah yang Siap Beredar di Jalanan Indonesia

 

Di tahun 2014 ini, jalanan Indonesia bakal diramaikan banyak kendaraan bermotor roda dua baru dengan berbagai variasi, dari kelas bebek hingga sport mewah berkapasitas mesin di atas 250 cc.

Untuk kelas motor sport di atas 250 cc, nampaknya tahun ini bakal banyak motor mewah yang bakal mengaspal di Indonesia. Berikut daftar delapan motor sport mewah yang bakal hadir di Indonesia di tahun 2014.

1. Kawasaki Ninja RR Mono


PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) kembali meluncurkan sebuah motor baru yang bakal beredar di pasaran dengan nama Kawasaki Ninja RR Mono.

Nantinya Ninja RR Mono ini akan hadir dengan mesin 250cc dengan desain lebih ramping dari varian Ninja 250 FI. Untuk harganya sendiri, Kawasaki Ninja RR Mono ini akan beredar di pasaran dengan harga sekitar Rp 40 juta.

2. Kawasaki Estrella


Kawasaki Estrella 250 merupakan motor 250cc dengan desain retro klasik yang santer dikabarkan akan mengaspal di Indonesia mulai 2014 ini.

Gerak-gerik PT KMI ini sendiri sudah mulai terlihat untuk mendatangkan Kawasaki Estrella pada waktu dekat. Salah satu gerak PT KMI yang sudah terendus adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) sudah terpasang di Dinas Pelayanan Pajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (DPP) dengan harga Rp 53,7 juta.

Dengan harga tersebut, maka berdasarkan perkiraan pemilik blog-otomotif lokal TMCblog, Taufik, Kawasaki Estrella akan memiliki harga OTR Jakarta di kisaran harga Rp 64,5 juta.
  

3. Kawasaki Z1000

 

Motor sport mewah ketiga yang bakal diluncurkan Kawasaki di Indonesia pada 2014 ini adalah Kawasaki Z1000.

Mengusung tampilan supernaked bike agresif, Z1000 warna hijau dijual Rp 272 juta dan oranye Rp Rp 270 juta in the road Jakarta.

Kawasaki Z1000 ini hadir di pasaran dengan mesin berkapasitas 1.043cc 4 silinder segaris. tangki bahan bakar 17 liter, dan mengusung sistem pengereman ABS (anti-lock Braking System).
  

4. Suzuki GSR 750


Suzuki melalui PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia juga tidak ingin kalah bersaing dengan pabrikan lainnya dengan meluncurkan motor sport CBU dari Jepang yaitu Suzuki GSR 750.

Bahkan PT SIS sendiri sudah mengundang media nasional untuk test-ride motor Suzuki GSR 700 di sirkuit sentul. Untuk harganya sendiri, diperkirakan Suzuki GSR 750 ini akan beredar di Indonesia dengan harga di kisaran Rp 200 juta.

5. Suzuki Hayabusa


Suzuki Hayabusa yang merupakan motor sport tercepat yang dimiliki Suzuki saat ini juga dikabarkan akan segera mendarat di Tanah Air.

Selain juga sudah muncul dalam sesi test-ride PT. SIS di Sentuh beberapa minggu lalu, Suzuki Hayabusa juga sudah dalam TPT Kemenperin Indonesia dengan kode Suzuki GSX 1300 RAL 3.

Untuk harganya sendiri, Suzuki Hayabusa ini diperkirakan akan dijual di Indonesia dengan harga di atas Rp 350 juta.

6. Suzuki V-Storm


Selain GSR 750 dan Hayabusa, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga berencana mengeluarkan motor CBU lain langsung dari Jepang yaitu Suzuki V-Storm.

Motor dengan basis touring dan dibekali mesin 645 cc 2 silinder DOHC dengan enam percepatan ini sangat cocok untuk dijadikan tunggangan jarak jauh.

Meski hampir dipastikan jika Suzuki V-Storm ini bakal hadir di Indonesia, namun sampai saat ini masih belum diketahui bocoran harga dari motor sport ini nantinya di pasaran.

7. Ducati 899 Panigale


Pihak Ducati Indonesia kembali menghadirkan satu varian baru di jajaran motor sport andalannya yaitu Ducati 899 Panigale.

Ducati 899 Panigale ini dilengkapi mesin 898 cc yang bisa memuntahkan tenaga hingga 148 HP, memiliki tenaga maksimal 140 dk, dan sudah mengusung sasis aluminium monocoque.
Untuk harganya sendiri, Ducati 899 Panigale ini dijulal dengan harga Rp 398 juta.

8. Ducati Monster 796


Selain 899 Panigale, Ducati Indonesia melali PT Supermoto Indonesia juga menghadirkan satu varian sport baru yaitu Ducati Monster 796.

Ducati Monster 796 yang mengaspal di Indonesia ini merupakan varian Corse Stripe yang sudah dilengkapi sistem pengereman ABS.

Untuk harganya sendiri, Ducati Monster 796 ini akan dijual di Indonesia dengan harga Rp 310 juta.








Saleum Rakan

Selasa, 11 Maret 2014

Mewahnya Carlsson CS50 Versailles, Mobil Emas Pertama Di Dunia

Tidak hanya pada eksterior, bagian interior mobil asal perusahaan Jerman ini juga dilapisi ribuan emas.



Sejumlah pengunjung melihat Carlsson CS50 Versailles yang ditampilkan dalam Geneva Motor Show di Jenewa, Swiss (7/3). Produksi terbaru dari generasi Mercedes S500 ini menjadi kendaraan mewah pertama di dunia yang dilapisi emas pada bagian eksterior dan interior mobil.
  


Seorang pengunjung saat membuka pintu Carlsson CS50 Versailles saat ditampilkan dalam Geneva Motor Show di Jenewa, Swiss (7/3).


 Bagian belakang Carlsson CS50 Versailles. Sekitar seribu daun emas melapisi bagian mobil ini.
  

 Oleh perusahaan, Carlsson CS50 Versailles hanya akan diproduksi sebanyak 25 unit.
  

 Bagian depan Carlsson CS50 Versailles.
  

 Bagian interior dan kemudi Carlsson CS50 Versailles.


Seorang fotografer saat mengambil bagian interior Carlsson CS50 Versailles.


 





Saleum Rakan

Jumat, 07 Maret 2014

Tari Rapa'i Geleng


Tari Rapa'i Geleng yang ditampilkan oleh Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) di Mesir


Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari wilayah Aceh Selatan. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Selatan. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat.


Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya yang memainkan tarian ini ada 12 orang laki-laki yang sudah terlatih. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi.

Kostum yang dipakai berwarna hitam kuning berpadu manik-manik merah.


Daftar isi

  • 1 Fungsi
  • 2 Gerakan
  • 3 Syair
  • 4 Sumber

Fungsi


Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapa'i Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Aceh Selatan. Saat itu tarian ini dibawakan pada saat mengisi kekosongan waktu santri yang jenuh usai belajar. Lalu, tarian ini dijadikan sarana dakwah karena dapat membuat daya tarik penonton yang sangat banyak.

Gerakan


Tari Rapa'i Geleng

Tarian Rapai Geleng memiliki 3 babak yaitu:

  1. Saleuem (salam)
  2. Kisah (baik kisah rasul, nabi, raja, dan ajaran agama)
  3. Lani (penutup)

Gerakan tarian ini diikuti tabuhan rapa'i yang berirama satu-satu, lambat, lama kemudian berubah cepat diiringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat.


Pada dasarnya, ritme gerak pada tarian rapai geleng hanya terdiri dalam empat tingkatan; lambat, cepat, sangat cepat dan diam. Keempat tingkatan gerak tersebut merupakan miniatur karakteristik masyarakat yang mendiami posisi paling ujung pulau Sumatera, berisikan pesan-pesan pola perlawanan terhadap segala bentuk penyerangan pada eksistensi kehidupan agama, politik, sosial dan budaya mereka.


Pada gerakan lambat, ritme gerakan tarian rapa'i geleng tersebut memberi pesan semua tindakan yang diambil mesti diawali dengan proses pemikiran yang matang, penyamaan persepsi dan kesadaran terhadap persoalan yang akan timbul di depan sebagai akibat dari keputusan yang diambil merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Maaf dan permakluman terhadap sebuah kesalahan adalah sesuatu yang mesti di berikan bagi siapa saja yang melakukan kesalahan. Pesan dari gerak beritme lambat itu juga biasanya diiringi dengan syair-syair tertentu yang dianalogikan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sebagai contoh bisa tergambar dari nukilan syair dari salah satu bagian tarian.

Meunyo ka hana raseuki
Nyang bak bibi rhot u lua
Bek susah sare bek seudeh hate
Tapike la'en tamita

Kalau sudah tak ada rezeki
Yang sudah di bibir pun jatuh ke luar
janganlah susah, jangalah bersedih hati
Mari kita pikirkan yang lain untuk di cari

Tari Rapa'i Geleng


Kata “raseuki” yang bermakna “rezeki” dalam syair di atas, merupakan simbol dari peruntungan. Bagi masyarakat Aceh, orang yang melakukan perbuatan baik kepada mereka dimaknakan sebagai sebuah keberuntungan. Makna sebaliknya, ketika orang melakukan perbuatan jahat, maka masyarakat Aceh mengartikan ketakberuntungan nasib mereka, dan ketakberuntungan itu merupakan permaafan.


Gerakan beritme cepat adalah gerak kedua, sesaat pesan yang terkandung dalam gerakan beritme lambat namun sarat makna usai dituturkan. Pada gerakan ini, pesan yang disampaikan adalah pesan penyikapan ketika perbuatan jahat, yang dimaknakan sebagai ketakberuntungan nasib, kembali dilakukan oleh orang atau institusi yang sama. Penyikapan tersebut bisa dilakukan dalam bentuk apapun, tapi masih sebatas protes keras belaka. Seperti bunyi syair di bawah;

Hai la'ot sa-
-ila, umbak meu-
-alon, kapai di-
-ek tron meulumba-
lumba hai bacut treuk
Salah bukon sa-
-lah lon away phon
salah away bak gata

Wahai laut (?)-
-(?), ombak ber-
-alun, kapal
naik dan turun, berlomba
lomba sedikit lagi
Salah bukan sa-
lahku awalnya
Salah awalnya ada padamu


Tari Rapa'i Geleng


Gerakan beritme cepat ini tak lama, kemudian disusul dengan gerakan tari beritme sangat cepat mengisyaratkan chaos menjadi pilihan dalam pola perlawanan tingkat ketiga. Sebuah perlawanan disaat protes keras tak diambil peduli. Tetabuhan rapa-i pada gerakan beritme sangat cepat inipun seakan menjadi tetabuhan perang yang menghentak, menghantam seluruh nadi, membungkus syair menjadi pesan yang mewajibkan perlawanan dalam bentuk apapun ketika harkat dan martabat bangsa terinjak-injak. Cuplikan sajak “perang” nya (alm) Maskirbi yang biasa dilantunkan menjadi syair dalam gerakan beritme cepat pada tarian rapai geleng ini bisa menjadi contoh sederetan syair-syair yang dijadikan pesan.

Doda idi hai doda idang
Geulayang blang ka putoh taloe
Beu reujang rayek banta sidang
Jak tulong prang musoh nanggroe

Doda idi hai doda idang (nyanyian nina bobo untuk anak)
Layangan sawah telah putus talinya
Cepatlah besar wahai ananda
Pergilah, perangi musuh negeri

Pada titiknya, semua gerakan tadi berhenti, termasuk seluruh nyanyian syair. Ini merupakan gerakan akhir dari tarian. Gerakan diam merupakan gerakan yang melambangkan ketegasan, habisnya semua proses interaksi.

Syair



Tari Rapa'i Geleng


Syair yang dibawakan tergantung pada syahi. Hingga sekarang syair-syair itu banyak yang dibuat baru namun tetap pada fungsinya yaitu berdakwah.


Contoh:

Rapa'i Geleng; Pesan Perlawanan dalam Tarian Aceh

Alhamdulilah pujoe keu Tuhan
Nyang peujeuet alam langet ngon donya
Teuma seulaweuet ateueh janjongan
Pang ulee alam rasul ambiya

Segala Puji kepada Tuhan
Yang telah menciptakan langit dan dunia
Selawat dan salam pada junjungan
Penghulu alam Rasul Anbiya

Nanggroe Aceh nyoe teumpat lon lahe
Bak ujong pante pulo Sumatra
Dilee baroe kon lam jaroe kaphe
Jinoe hana le aman seuntosa

Daerah Aceh ini tempat lahirku
Di ujung pantai pulau Sumatera
Dulu berada di tangan kafir
Kini telah aman dan sentosa

Sumber


  • Akmal M.Roem, Mandis-M Andi, Sabri Kasturi-Arie, Anton Sabang, Mandis.
  • Rapa'i Geleng




Saleum Rakan
Ranup Atjeh

Sekilas Tentang Ranup Atjeh

Ranup Tanda Mulia

Ranup Sigapu

Daun sirih di Aceh dinamakan Ranup. Ranup memainkan peranan penting dalam kehidupan orang Aceh. Ranup yang telah dibubuhi kapur, irisan pinang, dan gambir kemudian dikunyah sebagai makanan pelengkap.

Prosesi penyiapannya dari memetik daun sampai dengan menyajikannya divisualisasikan menjadi sebuah gerakan tari yang sangat dinamis dan artistik. Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh yang dinamakan Tari Ranup Lampuan. Menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa hormat.

Namun kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama apa yang ada di balik semua aktifitas yang berkaitan dengan ranup. Ranup bagi masyarakat Aceh tidak hanya sekedar tumbuhan yang memiliki manfaat secara fisik semata. Namun di balik itu ada berbagai penafsiran poli-interpretasi, karena di dalam memahaminya ranup menjadi simbol yang multi rupa.

Pemaknaannya secara sosial dan kultural digunakan dalam banyak cara dan berbagai aktivitas. Ranup dengan segala perlengkapannya memainkan peranan penting pada masa kesultanan Aceh, dalam upacara-upacara kebesaran sultan.


sirih (ranup) dengan pinang dan kapur

Ranup meususon

Selain itu dalam perkembangannya, ranup juga menempati peranan yang cukup penting dalam sistem daur hidup (life cycle) masyarakat Aceh. Jika ada acara-acara resmi, seperti pernikahan, hajatan sunat, bahkan di acara penguburan mayat sekalipun, ranup seolah menjadi makanan wajib. Sehingga ada anggapan, adat dan ranup menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan di Aceh.

Dari masa sebelum melahirkan yakni ketika usia kehamilan mencapai tujuh atau delapan bulan, mertua sudah mengusahakan seorang bidan untuk menyambut kelahiran bayi. Pihak mertua dan ibunya sendiri biasanya mempersiapkan juga hadiah yang akan diberikan kepada bidan pada saat mengantar nasi sebagai tanda persetujuan.

ketika penyambutan tamu

Tanda ini disebut dengan peunulang, artinya hidup atau mati orang ini diserahkan kepada bidan. Setelah menerima peunulang, ada kewajiban bagi bidan untuk menjenguk setiap saat. Bahkan kadang-kadang ada yang menetap sampai sang bayi lahir. Biasanya hadiah yang diberikan kepada bidan antara lain seperti, ranup setepak (bahan-bahan ranup), pakaian sesalin (biasanya satu stel), dan uang ala kadarnya.

Pada saat bayi lahir, diadakan pemotongan tali pusar dengan sebilah sembilu, kemudian diobati dengan obat tradisional seperti dengan arang, kunyit, dan air ludah ranup. Upacara yang berkaitan dengan daur hidup lainnya yang didalamnya menggunakan ranup sebagai salah satu medianya adalah upacara antar mengaji.

Upacara perkawinan dalam masyarakat Aceh juga mempergunakan ranup dalam rangkaian upacaranya. Setelah seulangke mendapat kabar dari ayah si gadis, lalu menyampaikan kabar suka cita kepada keluarga pemuda, ditentukan waktu atau hari apa mengantar ranup kong haba, artinya ranup penguat kata atau perjanjian kawin (bertunangan).

Kemudian keluarga si pemuda mengumpulkan orang-orang patut dalam kampung kemudian memberi tahu maksud bahwa dimintakan kepada orang-orang yang patut tersebut untuk pergi ke rumah ayah si gadis untuk meminang si gadis dan bila dikabulkan terus diserahkan ranup kong haba atau tanda pertunangan dengan menentukan sekaligus berapa mas kawinnya (jiname).

Dalam hubungan sosial masyarakat Aceh, ranup juga memiliki fungsi dan peranan penting antara lain untuk penghormatan kepada tamu. Sekaligus untuk menjalin keakraban dan perasaan solidaritas kelompok, maupun sebagai media untuk meredam/menyelesaikan konflik serta menjaga harmoni sosial.

Simbol
Berkaitan dengan adat menyuguhkan ranup tersebut, ranup dapat diartikan sebagai simbol kerendahan hati dan sengaja memuliakan tamu atau orang lain walaupun dia sendiri adalah seorang yang pemberani dan peramah.

Sebentuk daun sirih (sebagai aspek ikonik) dalam kaitan ini dapat dirujuk pada aspek indeksikalnya adalah sifat rasa yang pedar dan pedas. Simbolik yang terkandung di dalamnya adalah sifat rendah hati dan pemberani.

Ranup juga dianggap memiliki makna sebagai sumber perdamaian dan kehangatan sosial. Hal ini tergambar ketika berlangsung musyawarah untuk menyelesaikan persengketaan, upacara perdamaian, upacara peusijuek, meu-uroh, dan upacara lainnya ranup hadir ditengah-tengahnya.

Semua bentuk upacara itu selalu diawali dengan menyuguhkan ranup sebelum upacara tersebut dimulai. Dalam etika sosial masyarakat Aceh, tamu (jamee) harus selalu dilayani dan dihormati secara istimewa.

Hal ini terjadi karena seluruh segi kehidupan masyarakat Aceh telah dipengaruhi oleh ajaran Islam yang dibakukan dalam adat dan istiadat.





Saleum Rakan