KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Kita panjatkan pujadan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahjkan rahmat-NYA, sehingga
kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula shalawat
beserta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih
kepad pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini
kami susun berdasarkan tugas dari Bahasa Indonesia. “ LINGKUNGAN HIDUP ”
merupakan judul yang kami berikan untuk Makalah ini. Makalah ini bersisi
tentang pentingnya lingkungan.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak. Penyusun juga meminta maaf
apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Kuta
Binjei, 15 Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................................ 1
A.
Latar belakang ..................................................................................... 1
B.
Perumusan
masalah .......................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
........................................................................................... 3
A.
Hutan. ................................................................................................... 3
B.
Fungsi Hutan........................................................................................ 4
C.
Kerusakan Hutan ................................................................................ 5
D.
Upaya yang
Dilakukan Pemerintah ................................................ 8
BAB III PENUTUP
................................................................................................. 10
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 10
B.
Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... iii
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan yang
tertutup dan tidak ada campur tangan manusia, masuknya kepentingan manusia
secara terbatas seperti pengambilan hasil hutan untuk subsistem tidak
mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang
semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif
(penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain,
misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari
gangguan-gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi
hutan. Perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi ekonomi
dengan mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus
mengembalikan fungsi hutan secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial
dan fungsi ekonomi) dengan lebih menekankan kepada peran pemerintah, peran
masyarakat dan peran swasta. Langkah- langkah yang sinergi dari ke tiga
komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan mewujudkan fungsi hutan
secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian hutan.
Perkembangan pembangunan kehutanan pada masa lalu, telah
mengubah banyak wajah hutan Indonesia. Kebakaran hutan, penebangan liar,
perladangan berpindah, dan penurunan keragaman hayati adalah cerita yang
melekat pada hutan Indonesia. Fenomena-fenomena tersebut telah mempengaruhi
cerita bangsa dalam kehidupan masyarakat Internasional. Kerusakan yang terjadi
terhadap salah satu ekosistem dapat menimbulkan dampak lanjutan bagi
aliran antar ekosistem maupun ekosistem lain di sekitarnya. Khusus bagi
komunitas bakau/mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia
berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem. Kerusakan hutan dipicu oleh
kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal
yang dapat merusak hutan Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
- Dapatkah anda menjelaskan tentang pengertian hutan ?
- Kenapa hutan di Indonesia menjadi gundul?
- Apa yang mengakibatkan kerusakan hutan ?
- Bagaimanakah cara kita menanggulangi masalah kerusakan hutan ?
C. Tujuan
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan sebagai bahan pembelajaran serta pengajaran bagi penulis pada khusunya yang berkaitan dengan pendidikan mengenai lingkungan hidup.
Permasalahan yang ada disekitar kita, memaksa kita untuk
mampu menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini bisa dijadikan sebagai
referensi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena penulis juga
menjelaskan kejadian-kejadian kongkrit yang ada di negara kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hutan
Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies
tumbuhan, atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada
tiga manfaat hutan yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang
lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat
resapan air; hutan sebagaipayung
raksasa; hutan sebagai paru-paru dunia; dan hutan
sebagai-wadah-kebutuhan-primer.
Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies
tumbuhan, atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada
tiga manfaat hutan yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang
lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat
resapan air; hutan sebagaipayung
raksasa; hutan sebagai paru-paru dunia; dan hutan
sebagai-wadah-kebutuhan-primer.
Sebagai tempat resapan air, hutan merupakan daerah penahan
dan area resapan air yang efektif. Banyaknya lapisan humus yang berporipori dan
banyaknya akar yang berfungsi menahan tanah, mengotimalkan fungsi hutan sebagai
area penahan dan resapan air tersebut. Kerusakan hutan bisa menyebabkan
terganggunya fungsi hutan sebagai penahan air. Daerah dan habitat sekitar hutan
yang rusak itupun sewaktu-waktu bisa ditenggelamkan banjir. Selain itu,
kerusakan hutanpun akan membuat fungsi hutan sebagai area resapan terganggu.
Ketiadaan area resapan ini bisa menimbulkan kelangkaan air yang bersih dan
higienis, atau air siappakai. Selain fungsinya sebagai tempat resapan air,
hutan berfungsi pula sebagai ‘payung raksasa’. Rapatnya jarak antara tetumbuhan
satu dengan tumbuhan lainnya, juga rata-rata tinggi pohon di segenap lokasinya,
berguna untuk melindungi permukaan tanah dari derasnya air hujan.
Tanpa ‘payung raksasa’ ini, lahan gembur yang menerima curah
hujan tinggi lambat laun akan terkikis dan mengalami erosi. Maka, dengan
begitu, daerah-daerah sekitarnyapun akan rentan terhadap bahaya longsor. Jika
manfaat hutan sebagai daerah resapan terkait dengan keseimbangan kondisi air,
bila fungsinya sebagai ‘payung raksasa’ terkait dengan kondisi tanah permukaan,
maka sebagai ‘paru-paru dunia’ hutanpun ‘bertanggung-jawab’ atas keseimbangan
suhu dan iklim.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok
besar: hutan tropis, hutan subtropis (temperate), dan hutan boreal. Brazil dan
Indonesia adalah negara dengan hektaran hutan tropis terluas di dunia. Luas
lahan hutan Indonesia sendiri adalah 140,3 juta Ha, dengan rincian: 30,8 juta
Ha hutan lindung; 18,8 juta Ha cagar alam dan taman nasional; 64,3 juta Ha
hutan produksi; 26,6 juta Ha hutan yang dialokasikan untuk dikonversi menjadi
lahan pertanian, perumahan, transmigrasi dan lain sebagainya. Dari data dan
rincian tersebut, berarti sekitar 54% dari total luas daratan negara kita
adalah hutan.
B.
Fungsi Hutan
Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat menimbulkan dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun ekosistem lain di sekitarnya. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia Pengelolaan hutan sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini:
- Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
- Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya.
- Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
- Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan
terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu
menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan
oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan,
sedangkan di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan
air. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis).
- Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
- Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
- Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
- Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
- Mencegah kebakaran hutan
C.
Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan. Kerusakan hutan berdampak negatif dan positif.
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita semua. Hutan menghasilkan air dan oksigen sebagai komponen yang yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Demikian juga dengan hasil hutan lainnya memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, Kerusakan hutan dipicu oleh sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia.
Deskripsi Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan Indonesia dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan. Kerusakan hutan berdampak negatif dan dan positif.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan antara lain :
a.
Kerusakan hutan karena perbuatan manusia secara sengaja.
b.
Kerusakan hutan karena hewan dan lingkungan.
c.
Kerusakan hutan karena serangan hama dan penyakit.
Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia antara lain :
1.
Penebangan
hutan tanpa perhitungan dapat mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air.
Penebangan
hutan akan berakibat pada kelangsungan daur hidrologi dan menyebabkan humus
cepat hilang. Dengan demikian kemampuan tanah untuk menyimpan air berkurang.
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan langsung mengalir, hanya sebagian
kecil yang meresap ke dalam tanah. Tanah hutan yang miring akan tererosi,
khususnya pada bagian yang subur, sehingga menjadi tanah yang tandus. Bila
musim penghujan tiba akan menimbulkan banjir, dan pada musim kemarau mata air
menjadi kering karena tidak ada air tanah. Penggundulan hutan dapat menyebabkan
terjadi banjir dan erosi. Akibat lainnya adalah harimau, babi hutan, ular dan
binatang buas lainnya menuju ke permukiman manusia
Salah satu sebab utama perusakan hutan adalah penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk perabotan, lantai, dan konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Dengan membeli produk kayu tertentu, orang-orang di daerah seperti Amerika Serikat secara langsung membantu perusakan hutan hujan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN
2.
Kebakaran hutan
Hal-hal
yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
- Musim kemarau yang sangat panjang.
- Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
- Pembuatan arang di hutan.
- Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Penyebab
kebakaran hutan, antara lain :
- Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
- Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
- Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
- Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
- Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
Dampak
yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain :
- Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer.
- Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
- Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
- Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
- Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
- Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anakanak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
- Penambangan liar
Aktivitas
seperti penambangan di hutan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Aktivitas
penambangan dapat menimbulkan dampak yang besar, tidak hanya pada kawasan
penambangan tapi juga wilayah disekitarnya, termasuk wilayah hilir dan pesisir
dimana limbah penambangan dialirkan. Tidak hanya itu, sisa-sisa hasil
penambangan dapat merusak ekosistem di dalam hutan dan merusak keseimbangan alam.
3. Perburuan liar
Perburuan,
meskipun hanya mengancam sebagian kecil dari spesies yang ada, sangat
berpengaruh kepada keberadaan spesiesspesies yang langka dan mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Gajah, kijang kuning (Muntiacus muntjak) dan rusa (Cervus unicolor)
merupakan contoh satwa yang sering diburu orang.
D. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah
Indonesia melalui keputusan bersama Departemen Kehutanan dan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan sejak tahun 2001 telah mengeluarkan larangan
ekspor kayu bulat (log) dan
bahan baku serpih. Selain itu, Pemerintah juga telah berkomitmen untuk
melakukan pemberantasan illegal logging dan juga melakukan rehabilitasi
hutan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang
diharapkan di tahun 2008 akan dihutankan kembali areal seluas tiga juta hektar.
Pemerintah
sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung
jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain :
- Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
- Menerbitkan UU No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
- Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya :
a)
Menanggulangi kasus pencemaran.
b)
Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
c)
Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
4. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Berangkat dari kompleksnya faktor penyebab kerusakan hutan di Indonesia dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat, untuk menyatukan visi dan misi seluruh stakeholders dalam menjaga eksistensi hutan di negara ini. Jeda penebangan hutan atau Moratorium Logging adalah suatu metode pembekuan atau penghentian sementara seluruh aktifitas penebangan kayu skala besar (skala industri) untuk sementara waktu tertentu sampai sebuah kondisi yang diinginkan tercapai. Lama atau masa diberlakukannya moratorium biasanya ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut (Hardiman dalamHutan Hancur, Moratorium Manjur).
Sebagai
langkah awal dalam pencegahan kerusakan hutan nasional, metode ini dapat
dilaksanakan oleh berbagai pihak. Bentuknya dapat berupa reformasi hutan yang
dilaksanakan oleh semua pihak sebgai bentuk partisipasi pemerintah, privat, dan
masyarakat dalam melindungi hutan dari kerusakan. Moratorium
Loggingdapat memberikan manfaat bagi semua pihak, berikut adalah
gambaran manfaat yang dapat diterima olehstakeholders bila jeda penebangan hutan
dilaksanakan saat ini:
• Pemerintah mendapatkan manfaat berupa jangka waktu dalam melakukan restrukturisasi dan renasionalisasi industri olahan kayu nasional, mengkoreksi over kapasitas yang dihasilkan oleh indsutri kayu, serta mengatur hak-hak pemberdayaan sumber daya hutan, dan melakukan pengawasan illegal logging bersama sector private dan masyarakat.
• Private/investor mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya harga kayu di pasaran, sumber daya (kayu) kembali terjamin keberadaannya, serta meningkatkan efisiensi pemakaian bahan kayu dan membangun hutan-hutan tanamannya sendiri.
• Masyarakat mendapatkan keuntungan dengan
kembali hijaunya hutan disekeliling lingkungan tinggal mereka, serta dapat
terhindar dari potensi bencana akibat kerusakan hutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model
pengelolaan hutan dalam jangka menengah dan jangka panjang dilakukan dengan
membuat Master Plan Pengelolaan Hutan, yang proses penyusunannya melibatkan
semua unsur terkait (Pemerintah daerah, masyarakat dan perhutani). Master plan
pengelolaan hutan penyusunannya didasarkan pada sistem Social
Forestry, dengan harapan dapat mewujudkan: pengamanan hutan secara
berkesinambungan, menjaga pelestarian hutan dan peran hutan sebagai penyeimbang
lingkungan.
Hutan
adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan
yang merusak kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan
yang telah ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar
dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi
dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan.
Kerusakan
hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan hilangnya
lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting bagi
pertumbuhan tegakan. Terbukanya tajuk iokut menunjang segara habisnya lapisan
atas tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan
hara sebelum terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah. Terjadinya kerusakan
hutan, apabila terjadi perubahan.yang menganggu fungsi hutan yang berdampak
negatif, misalnya: adanya pembalakan liar (illegal
logging) menyebabkan terjadinya hutan gundul, banjir, tanah lonsor,
kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan yang jadi tumpuhan hidup dan
kehidupanya tidak berarti lagi serta kesulitan dalam memenuhi ekonominya.
B. Saran
Konsep
pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan fungsi hutan secara
menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomi) dengan lebih
menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah-
langkah yang sinergi dari ke tiga komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta)
akan mewujudkan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan
pelestarian hutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia
1992 : 20 tahun Setelah
Stockholm.(http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/nuraini_soleiman.htm, diakses 2 Desember
2009).
Kumar,
A.D. 1986. Environmental
Chemistry. India : Mohender Singh Sejwal.
Manahan,
S.B. 1983. Environmental
Chemistry. Boston : Willard Grant Press.
Rahardjo,
S, Dina, L, dan Suyono. 2006. Pengendalian
Dampak Lingkungan. Surabaya : Penerbit Airlangga.
Soemarwoto,
O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Bandung
: Djambatan, 365 hal.
Soeriaatmadja,
R. E. 1989. Ilmu
Lingkungan. Bandung : Penerbit ITB. 133
hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar